
Pada bulan Juli 2016, Jepang digegerkan ketika seorang pria melakukan serangan dengan pisau dan membunuh 19 orang serta melukai 26 orang lainnya di salah satu pusat disabilitas. Ini merupakan pembunuhan massal terbesar dalam sejarah Jepang
Tragedi tersebut memang sangat mengejutkan Jepang. Faktanya, tingkat kriminalitas di Jepang tetap rendah dalam 60 tahun terakhir. Dari sebuah penelitian, ada sejumlah faktor yang membuktikan jika tingkat kriminalitas di Negeri Sakura sangat rendah. Hal tersebut adalah karena budaya dan anti-kekerasan. Kemarahan dan agresi memalukan di tengah masyarakat Jepang.

Menurut sejumlah ahli, tradisi tersebut menguat sejak setelah Perang Dunia II, ketika Jepang kembali bangkit dari keterpurukan mereka pasca bom atom di Hiroshima dan Nagasaki.
Jepang juga memberlakukan aturan ketat untuk penggunaan atau kepemilikan senjata api. Hanya satu dari 175 rumah tangga yang memiliki senjata api. Dibandingkan dengan Amerika yang memiliki satu dari tiga. Kepemilikan senjata api dilindungi oleh regulasi yang kuat. Mereka yang memiliki senjata api akan diperiksa latar belakang, dan juga keamanannya setiap tiga tahun.
Tingkat kriminalitas ditekan dengan sistem legal yang efisien. Faktanya, polisi Jepang menyelesaikan 98 persen kasus kriminal dan 99 persen pelakunya dibawa ke pengadilan. Jika dibandingkan dengan negara lain, Jepang memiliki tingkat pengangguran dan penggunaan obat-obatan terendah. Penggabungan semua faktor tersebut membuat Jepang menjadi negara teraman di dunia.
Sumber: national geographic