
Tak kalah dengan Perancis, Jepang juga dikenal sebagai pusat fashion di kawasan Asia. Tak heran bila sebagian besar masyarakatnya sangat memperhatikan urusan gaya berpakaian, baik itu ketika pergi ke kantor atau hanya untuk sekadar hangout bersama teman-teman.
Bersinggungan dengan pembuka di atas, kali ini tim The Daily Japan akan membahas salah satu pakaian yang menjadi ciri khas anak-anak muda di Jepang, yakni Sukajan.
Bagi Anda yang sering menonton film atau dorama Jepang yang bernuansa gangster atau Yankee pasti sudah tidak asing dengan jaket bertipe bomber yang satu ini. Memang, jaket ini dulunya sering dijadikan simbol bagi para Yankee.
Namun, seiring berjalannya waktu Sukajan mulai dipakai semua kalangan. Tak ketinggalan anak muda yang berlalu lalang di pusat keramaian di Jepang.

Bila menapak tilas ke belakang, sejarah Sukajan ini bermula ketika masa Perang Dunia II. Selama masa pendudukan oleh Amerika Serikat, para tentara dan pasukan sekutu berinisiatif untuk membordir belakang jaket mereka dengan desain yang berbau tradisional Jepang, sepeti misalnya gambar naga, bunga sakura, dan semacamnya.
Sebagian ada yang memilih untuk menggunakan desain yang menjadi ciri khas Jepang lainnya, semisal ikan koi atau Geisha. Sementara itu dari sisi bahan, Sukajan menggabungkan antara bahan kain rayon dan sutra. Sehingga bahan Sukajan terasa sejuk dan halus.
Karena desainnya yang unik, tak sedikit dari tentara itu yang membawa Sukajan sebagai oleh-oleh untuk sanak keluarga di kampung halaman.