
Dengan komposisi skuad yang terbilang biasa saja, Albirex Niigata masih akan sulit bersaing di J1 musim ini. Tidak sampai terdegradasi bisa menjadi target realistis musim ini, namun jika bisa sampai bersaing di papan tengah, ini akan menjadi pencapaian luarbiasa bagi Albirex.
Profil
Albirex Niigata Bernama awal Niigata Eleven Soccer Club dan didirikan pada tahun 1955. Pada tahun 1994 nama tim berubah menjadi Albireo Niigata ketika mereka pertama kali ikut serta di Japan Football League, dan kemudian pada 1997 nama tim berubah menjadi Albirex Niigata.
‘Albirex’ berasal dari rasi bintang ganda ‘Albireo’ yang berarti Angsa sedangkan ‘rex’ merupakan bahasa Latin dari Raja dan dalam arti sepakbola menunjukkan keinginan klub untuk mengepakkan sayapnya untuk menjadi juara sepak bola di Jepang atau bahkan Dunia.

Mengawali dari kompetisi amatir Niigata Prefecture League and Hokushinetsu League, kemudian Albirex berkecimpung di JFL pada tahun 1998.
Ketika J.League meluncurkan divisi dua (J2) pada 1999 Albirex masuk kedalam salah satu kontestan dan pada 2003 Albirex Niigata berhasil menjuarai J2 dan berhak mendapatkan satu tempat di J1 untuk musim berikutnya.
Meski berstatus sebagai tim promosi pada saat itu, Albirex menjadi tim J-League pertama yang mencapai rata-rata penonton 40 ribu di setiap laga.
Sejak promosi ke J1, Albirex belum pernah sekalipun memenangkan gelar besar, raihan terbaik mereka adalah meraih posisi posisi keenam pada musim 2007.
Meski tim ini masih berjuang untuk bisa dapat bersaing di J.League dan mendapatkan trofi pertamanya, tapi dukungan yang diberikan oleh para pendukungnya begitu besar.
Hal ini membuat Albirex sejatinya memiliki potensi untuk berkembang menjadi salah satu klub besar di sepakbola Jepang kedepannya.
Sampai saat ini sudah banyak pemain Jepang yang berhasil menembus tim nasional telah bermain untuk Albirex, termasuk striker Hisashi Kurosaki, gelandang Motohiro Yamaguchi, Kisho Yano dan Tatsuya Tanaka.
Pemain Jepang keturunan Jerman, Gotoku Sakai yang kini menjadi pemain Hamburg SV juga berkembang di Niigata. Ia sempat menjadi salah satu ikon Albirex sebelum hengkang ke Bundesliga.
Peluang Musim 2016
Musim ini Albirex tidak begitu banyak mendatangkan pemain baru, mereka hanya mendatangkan You-Hwan Lim dari Shanghai Shenxin untuk meperkuat pertahanan kemudian meminjam Bruno Cortez dari Sau Paulo dan Yuhei Sato dari Yokohama Marinos untuk memperkuat lini tengah.

Selebihnya mereka hanya kedatangan beberapa pemain yang musim lalu di pinjamkan termasuk Musashi Suzuki yang baru saja membawa Jepang U-23 menjadi yang terbaik di Asia.
Sejak Kengo Kawamata hengkang ke Nagoya Grampus, lini depan Albirex memang menurun produktifitasnya. Pemain keturunan Jamaika itu diharapkan sudah berkembang dan dewasa untuk mengemban tugas sebagai striker utama.
Dengan track record mereka yang kurang meyakinkan selama ke ikut sertaannya di J1, sepertinya Albirex masih akan tetap kesulitan untuk bisa bersaing di papan atas.
Dalam beberapa musim terakhir, Albirex selalu bertarung di zona degradasi hingga akhir musim, dan mereka selalu bisa selamat.
Hal yang sama nampaknya masih akan terjadi di musim ini, Albirex masih akan mencoba berjuang untuk lolos dari jurang degradasi. Mereka harus bisa memanfaatkan semua partai kandang untuk menjaga peluang bertahan di J1.