
Sempat dikenal sebagai ‘surga’ untuk para perokok, perlahan Jepang mulai mampu menekan jumlah perokok di negaranya. Menurut data kesahatan 2014, rasio laki-laki Jepang yang telah memasuki usia legal 20 tahun ke atas, sebanyak 30% diantaranya adalah perokok.
Angka tersebut relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan rasio di tahun 1966 yang mencapai puncak hingga lebih dari 83% dari populasi laki-laki di Jepang. Sementara itu rasio perempuan mencapai 10%.
Beberapa waktu silam, rokok sempat menjadi kultur yang popular dengan mendominasi di berbagai lagu dan drama televisi. Namun, lambat laun budaya merokok mulai menurun.

Film karya Hayao Miyazaki pada tahun 2013 yang berjudul The Wind Rises sempat menuai kontroversi karena memasukan sejumlah adegan ketika karakternya merokok.
Walaupun akar dari kultur merokok di Jepang belum begitu jelas, sepertinya kultur tersebut mulai muncul pada abad ke-16, bersamaan dengan senjata dan barang impor lainnya dari Spanyol, Portugis, dan berbagai negara dagang di Eropa. Pada periode Edo (1603-1868), merokok menjadi kultur populer diantara masyarakat.
Sebungkus rokok di Jepang dihargai sekitar 210 Yen atau 25 ribu rupiah untuk merk-merk yang murah dan 460 Yen atau 53 ribu rupiah untuk merk-merk ternama.

Penjualan tembakau pun menjadi salah satu sumber pendapatan utama bagi pemerintah, dengan 64.4% rasio pajak pada produknya, menambahkan 2 Triliun Yen untuk pemasukan negara. Untuk saat ini, turis asing yang datang ke Jepang diperbolehkan membawa 2 karton rokok bebas pajak.
Perkebunan tembakau pun mulai dikembangkan di Jepang, berpusat di Tohoku di bagian utara Jepang dan Pulau Kyushu. Pada tahun 1949, pemerintahan membentuk perusahaan publik untuk meregulasi penjualan tembakau yang akhirnya dimonopoli hingga operasinya diprivatisasi dengan pembentukan Japan Tobacco pada 1985.
Kebanyakan restoran keluarga dan kafe menawarkan area merokok dan non-merokok, sementara berbagai tempat makan lainnya membatasi waktu untuk merokok, seperti hanya diperbolehkan pada malam hari. Sementara itu pusat perbelanjaan mulai meningkatkan larangan merokok.